By: M. Ridwan
Saya menyebutnya MAULID VERSI 4.0 yaitu
menelusuri jejak Rasul SAW dengan menggunakan teknologi informasi.
Caranya?
Silahkan install aplikasi Google Earth di
smartphone Anda. Bisa juga dengan menggunakan browser Chrome. Tentunya, pastikan
paket data internet ada ya😊. Setelah aplikasi Google Earth terinstal dengan baik dan
dijalankan, langsung ketik pencarian kata Saudi Arabia atau Mekkah.
Google Earth akan membawa kita dari
Indonesia menunju Arab Saudi. Keren lho,,buminya berputar membawa kita ke Ajzirah
Arab. Jangan kaget, ketika sampai Saudi Arabia, kita akan menemukan area yang
berwarna putih kecoklatan. Itu artinya, daearh dengan sedikit pohon hijau dan didominasi padang pasir.
Sangat berbeda dengan pulau Sumatera atau Jawa yang masih hijau itu.
Oh, ya, pastikan Anda mengaktifkan mode 3D,
supaya hasil pencarian terlihat natural , layaknya menuruni jalan dan
gunung-gunung di Arab. Pasti keren.
Tentu saja, perhatian utama harus diarahkan
ke Kabah. Bangunan suci di bangun oleh Ibrahim AS. Oh, ya, kalau mau tahu di
mana Ibrahim dilahirkan, telusuri saja Irak. Dulu namanya Babilonia. Di sanalah
Ibrahim dilahirkan. Raja yang berkuasa adalah Namrudz. Kalau mau tahu siapa
dia, buka browser lain dari di Wikipedia. Ketemu tuh…Ternyata ia hidup pada masa 2275 –
1943 SM. Berarti Ibrahim lahir di kisaran tahun itu.
Bayangkan, betapa jauhnya Ibrahim berjalan
menuju Mekkah, UNTUK melaksanakan perintah Tuhan. Ia harus meninggalkan Ismail
dan Ibunya Hajar di padang pasir tandus. Bagaimana cara ia mengetahui posisi
Mekkah? Padahal, saat itu belum ada google Maps dan internet. Pasti ada pula SOMETHING
BIG atau RAHASIA Tuhan di Mekkah yang menarik ia dengan rela ke sana
Arahkan pula pointer ke Madinah.
Jaraknya kira-kira 600 km dari Mekkah.
Berbeda dengan Mekkah, Madinah terlihat lebih hijau. Sebabnya, Madinah
merupakan daerah pertanian. Lihat pula, daerah
sepanjang Mekkah ke Madinah, semuanya padang pasir dan gunung. Tak terbayangkan bagaimana keadaan Rasul
ketika hijrah waktu itu. Ia harus melewati padang pasir nan tandus, miskin air
dan dikejar-kejar para pembunuh pula. Bagaimana pula navigasinya.
Bayangkan jika kita hidup pada tahun 751 M
di Mekkah yang saat itu masih cukup tradisional. Tidak ada bangunan megah
seperti sekarang ini.
Saat itu, Mekkah menjad pusat keramaian dan
lintasan perdagangan karena posisinya sangat strategis yaitu menghubungkan
jalur Utara dan Selatan Jazirah Arab. Sebabnya?, tidak lain karena ada sumur ZAMZAM
dan KA’BAH. Seluruh manusia saat itu sudah meyakini bahwa KA’BAH memang menjadi
destinasi HAJI. Manusia sudah merasakan aura spiritual Kabah sebagai bangunan
suci sejak lama. Mereka rela datang ke sana. Hingga kini.
Arahkan lagi pointer ke bagian Utara.
Kita akan menemukan Yordania, Syiria, Irak
bahkan Yerusalem, sedangkan di bagian Selatan kita menemukan daerah seperti YAMAN,
TARIM, atau OMAN.
Saat itu, manusia bergerak dari Utara dan
Selatan atau sebaliknya. Mekkah dijadikan TRANSIT mengisi perbekalan atau
bertransaksi. Luar biasa pergerakan
manusia saat itu. Kendaraan mereka tentunya unta, kuda atau keledai. Bukan
truk, atau pesawat.
Boleh juga sih, arahkan pointer ke LAUT
MERAH. Ayo, silahkan cari dimana Fir’aun
tenggelam? Dan dimana Musa dan Bani Israil berhenti?. 😊
Maulid
4.0 ini cukup mengasyikkan. Kita bisa “terbang” dari satu tempat ke tempat lain
dengan mudah.
Misalnya,
kita dengan mudah paham bagaimana kondisi dua emperium besar saat itu, Romawi
dan Persia yang menjadi adikuasa. Romawi sendiri terbagi dua yaitu Timur dengan
ibukota Konstantinopel dan Romawi Barat di Roma. Mata uangnya adalah Denarius. Cari
saja Roma dan Turki. Di sanalah mereka berada.
Adapun
Persia terletak di sekitar Baghdad kini. Saat itu, mata uangnya adalah Dirham.
Untuk memahami cerita kedua Emperium ini, gunakan Wikipedia atau di googling
saja. Dapat tuh informasi. Misal, kita tahu bahwa Romawi Barat dan Timur itu
senang berperang. Mereka juga mengidap materialisme yang akut. Kezaliman
membudaya.
Dari
sumber internet, kita juga tahu, bahwa Romawi Barat, cukup respek dengan Islam.
Kaisar Heraklius, misalnya, mengatakan bahwa, “Andai bukan karena kekuasaan
ini, tentu aku akan datang menjumpai Rasul kalian dan membasuh kakinya.” Artinya,
ia paham, bahwa Islam adalah agama yang benar. Sedangkan, Romawi Timur terkenal
arogan dan didoakan rasul supaya hancur karena kepongahan dan kezaliman mereka.
Doa rasul terkabul pada tahun 1453 ketika Konstantinopel ditaklukkan Turki
Usmani.
Lalu,
tugas kita apa ya sebagai MANUSIA JAMAN NOW yang telah dimudahkan teknologi?
Tentunya,
melakukan CONNECTING THE DOT, menghubungkan titik-titik sejarah dan memperdalam
makna, iya kan?.
Kalau
muslim, tentu sangat terbantu dengan adanya ALQURAN. Kitab ini menyampaikan
informasi tentang DUNIA dari dulu sampai sekarang. Wajar toh, namanya kita
versi terakhir.
Dengan
teknologi informasi, kita juga bisa melihat pergerakan Islam dari Arab ke
Indonesia. Jika ditarik dari garis pantai Jazirah Arab, maka dapat dengan mudah
diketahui bahwa daerah Pulau Sumatera adaah jalur yang paling cepat didapat,
jika kita berlayar dari Arab. Tak heran, jika Barus atau Aceh menjadi daerah
pertama yang mendapatkan Islam.
Bukan
itu saja, dari pengamatan Peta Dunia via Google Earth, kita juga paham
bagaimana nasib bangsa Eropa dan Turki Usmani setelah Konstantinopel
ditaklukkan. Mereka keluyuran di lautan dan mulai melakukan ekspansi dan
kolonialisasai. Mereka mengitari laut Mediterania, Pasifik dan menuju Asia,
Australia bahkan Amerika. Penaklukan Konstantinopel adalah berkah bagi Eropa
karena membuka mata mereka terhadap daerah lain dan mendapatkan koloni baru.
Sayangnya, Indonesia kecipratan juga, menjadi lahan penjajahan mereka. 😊
Sudah
deh,,,,Moga bersambung…
Wallahu
a’lam
0 Comments