Ticker

6/recent/ticker-posts

MAULID VERSI 4.0


By: M. Ridwan
Saya menyebutnya MAULID VERSI 4.0 yaitu menelusuri jejak Rasul SAW dengan menggunakan teknologi informasi.   

Caranya?

Silahkan install aplikasi Google Earth di smartphone Anda. Bisa juga dengan menggunakan browser Chrome. Tentunya, pastikan paket data internet ada ya😊. Setelah aplikasi Google Earth terinstal dengan baik dan dijalankan, langsung ketik pencarian kata Saudi Arabia atau Mekkah.

Google Earth akan membawa kita dari Indonesia menunju Arab Saudi. Keren lho,,buminya berputar membawa kita ke Ajzirah Arab. Jangan kaget, ketika sampai Saudi Arabia, kita akan menemukan area yang berwarna putih kecoklatan. Itu artinya, daearh dengan sedikit  pohon hijau dan didominasi padang pasir. Sangat berbeda dengan pulau Sumatera atau Jawa yang masih hijau itu.

Oh, ya, pastikan Anda mengaktifkan mode 3D, supaya hasil pencarian terlihat natural , layaknya menuruni jalan dan gunung-gunung di Arab. Pasti keren.

Tentu saja, perhatian utama harus diarahkan ke Kabah. Bangunan suci di bangun oleh Ibrahim AS. Oh, ya, kalau mau tahu di mana Ibrahim dilahirkan, telusuri saja Irak. Dulu namanya Babilonia. Di sanalah Ibrahim dilahirkan. Raja yang berkuasa adalah Namrudz. Kalau mau tahu siapa dia, buka browser lain dari di Wikipedia.  Ketemu tuh…Ternyata ia hidup pada masa 2275 – 1943 SM. Berarti Ibrahim lahir di kisaran tahun itu.  

Bayangkan, betapa jauhnya Ibrahim berjalan menuju Mekkah, UNTUK melaksanakan perintah Tuhan. Ia harus meninggalkan Ismail dan Ibunya Hajar di padang pasir tandus. Bagaimana cara ia mengetahui posisi Mekkah? Padahal, saat itu belum ada google Maps dan internet. Pasti ada pula SOMETHING BIG atau RAHASIA Tuhan di Mekkah yang menarik ia dengan rela ke sana  

Arahkan pula pointer ke Madinah.

Jaraknya kira-kira 600 km dari Mekkah. Berbeda dengan Mekkah, Madinah terlihat lebih hijau. Sebabnya, Madinah merupakan daerah pertanian. Lihat pula,  daerah sepanjang Mekkah ke Madinah, semuanya padang pasir dan gunung.  Tak terbayangkan bagaimana keadaan Rasul ketika hijrah waktu itu. Ia harus melewati padang pasir nan tandus, miskin air dan dikejar-kejar para pembunuh pula. Bagaimana pula navigasinya.

Bayangkan jika kita hidup pada tahun 751 M di Mekkah yang saat itu masih cukup tradisional. Tidak ada bangunan megah seperti sekarang ini.

Saat itu, Mekkah menjad pusat keramaian dan lintasan perdagangan karena posisinya sangat strategis yaitu menghubungkan jalur Utara dan Selatan Jazirah Arab. Sebabnya?, tidak lain karena ada sumur ZAMZAM dan KA’BAH. Seluruh manusia saat itu sudah meyakini bahwa KA’BAH memang menjadi destinasi HAJI. Manusia sudah merasakan aura spiritual Kabah sebagai bangunan suci sejak lama. Mereka rela datang ke sana. Hingga kini.

Arahkan lagi pointer ke bagian Utara.

Kita akan menemukan Yordania, Syiria, Irak bahkan Yerusalem, sedangkan di bagian Selatan kita menemukan daerah seperti YAMAN, TARIM, atau OMAN.  

Saat itu, manusia bergerak dari Utara dan Selatan atau sebaliknya. Mekkah dijadikan TRANSIT mengisi perbekalan atau bertransaksi.  Luar biasa pergerakan manusia saat itu. Kendaraan mereka tentunya unta, kuda atau keledai. Bukan truk, atau pesawat.

Boleh juga sih, arahkan pointer ke LAUT MERAH.  Ayo, silahkan cari dimana Fir’aun tenggelam? Dan dimana Musa dan Bani Israil berhenti?. 😊

Maulid 4.0 ini cukup mengasyikkan. Kita bisa “terbang” dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah.

Misalnya, kita dengan mudah paham bagaimana kondisi dua emperium besar saat itu, Romawi dan Persia yang menjadi adikuasa. Romawi sendiri terbagi dua yaitu Timur dengan ibukota Konstantinopel dan Romawi Barat di Roma. Mata uangnya adalah Denarius. Cari saja Roma dan Turki. Di sanalah mereka berada.

Adapun Persia terletak di sekitar Baghdad kini. Saat itu, mata uangnya adalah Dirham. Untuk memahami cerita kedua Emperium ini, gunakan Wikipedia atau di googling saja. Dapat tuh informasi. Misal, kita tahu bahwa Romawi Barat dan Timur itu senang berperang. Mereka juga mengidap materialisme yang akut. Kezaliman membudaya.

Dari sumber internet, kita juga tahu, bahwa Romawi Barat, cukup respek dengan Islam. Kaisar Heraklius, misalnya, mengatakan bahwa, “Andai bukan karena kekuasaan ini, tentu aku akan datang menjumpai Rasul kalian dan membasuh kakinya.” Artinya, ia paham, bahwa Islam adalah agama yang benar. Sedangkan, Romawi Timur terkenal arogan dan didoakan rasul supaya hancur karena kepongahan dan kezaliman mereka. Doa rasul terkabul pada tahun 1453 ketika Konstantinopel ditaklukkan Turki Usmani.  

Lalu, tugas kita apa ya sebagai MANUSIA JAMAN NOW yang telah dimudahkan teknologi?

Tentunya, melakukan CONNECTING THE DOT, menghubungkan titik-titik sejarah dan memperdalam makna, iya kan?.

Kalau muslim, tentu sangat terbantu dengan adanya ALQURAN. Kitab ini menyampaikan informasi tentang DUNIA dari dulu sampai sekarang. Wajar toh, namanya kita versi terakhir.

Dengan teknologi informasi, kita juga bisa melihat pergerakan Islam dari Arab ke Indonesia. Jika ditarik dari garis pantai Jazirah Arab, maka dapat dengan mudah diketahui bahwa daerah Pulau Sumatera adaah jalur yang paling cepat didapat, jika kita berlayar dari Arab. Tak heran, jika Barus atau Aceh menjadi daerah pertama yang mendapatkan Islam.

Bukan itu saja, dari pengamatan Peta Dunia via Google Earth, kita juga paham bagaimana nasib bangsa Eropa dan Turki Usmani setelah Konstantinopel ditaklukkan. Mereka keluyuran di lautan dan mulai melakukan ekspansi dan kolonialisasai. Mereka mengitari laut Mediterania, Pasifik dan menuju Asia, Australia bahkan Amerika. Penaklukan Konstantinopel adalah berkah bagi Eropa karena membuka mata mereka terhadap daerah lain dan mendapatkan koloni baru. Sayangnya, Indonesia kecipratan juga, menjadi lahan penjajahan mereka. 😊

Sudah deh,,,,Moga bersambung…
Wallahu a’lam

Post a Comment

0 Comments