Ticker

6/recent/ticker-posts

Fitnah Berbasis Digital

By: M. Ridwan


Judulnya keren ya. Fitnah Digital. Meski memakai istilah digital yang notabene simbol modern dan kemajuan, namun tetap saja, fitnah itu dosa besar. Di era digital ini banyak sekali berita tentang fitnah yang berseliweran. Di halaman FB saya, ada seorang teman yang curhat dan mengeluhkan adanya fitnah terhadap dirinya.  

Ada pula, seorang calon gubernur dan timsesnya yang melaporkan seseorang ke polisi karena dianggap melakukan fitnah atas dirinya. Dulu ada presiden yang difitnah pula. Memang kental karena adanya nuansa politik sih. Namun, adanya sarana medsos berbasis digital saat ini semakin menjadikan aktifitas fitnah memfitnah ini menjadi lumrah dan terlihat no problem. Selamat datang di di era digital. 

Saya kira, kalaulah tidak ada ganjaran dosa dan pahala, tentulah aktifitas fitnah memfitnah ini akan menjadi budaya. Bayangkan, hanya dengan mengetikkan beberapa kata di ujung jari, sebuah fitnah akan segera tersebar ke ribuan bahkan jutaan orang. Tragisnya, manusia kini pasti tidak akan mau bersusah payah untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Pokoknya diterima saja apa adanya, ditelan bulat-bulat atau sekedar berdecak, "Ah, apa benar ya"?.  Setelah itu ya diterima dan didiamkan.

Apalagi kalau terkait politik. Aksi fitnah memfitnah pastilah marak. Entah berapa banyak berita bernuansa ftnah politik yang kita baca setiap pagi. Masuk ke kepala kita dan tak mampu di-cross check atau di-tabayyun, kata teman saya. 

Dalam buku "The Handbook of Iblis: Dialog Iblis Dengan Setan" disebutkan bahwa salah satu instruksi Iblis kepada tim pendukungnya adalah dengan memperbanyak fitnah dan gosip ini. Iblis memahami betul karakter manusia yang mudah stress dan suka dengan berita negatif.  Dan, Iblis adalah makhluk penyebar fitnah yang sangat kredibel, teruji dan terbukti. Level tertinggi lho.

Betapa tidak, dialah satu-satunya makhluk yang mampu menyebarkan "fitnah" terhadap Tuhan yang menciptakannya. Dia menyebarkan fitnah tentang Allah kepada Adam dan Hawa. Menurutnya, Allah punya "skenario jahat" untuk mengusir Adam dan Hawa dari surga. Saking hebatnya fitnah itu, maka Adam-pun percaya.

Makanya, kalau mau ahli dalam fitnah memfitnah, belajar saja kepada Iblis. Dia adalah The Master of Fitnah. Grade-nya paling tinggi karena diakui oleh makhluk di alam langit. Berani mencoba?

Di dalam Alquran ada surat yang menyatakan bahwa fitnah itu lebih hebat dari pembunuhan yaitu surat Al-Baqarah ayat 191. Bunyinya, " Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 191)
 
Memang, penafsiran ayat ini bukan menyatakan fitnah dalam arti kata memberikan informasi yang tidak benar tentang orang lain. Menurut Qatadah, seoang ulama tafsir, fitnah dalam ayat ini bermakna kesyirikan atau kekufuran. Artinya, kalau seseorang mengajak kepada kekufuran, itu sama dengan membunuhnya bahkan lebih kejam dari sekedar membunuhnya. Kafir itu menyebabkan penderitaan dan pembunuhan orang di alam dunia dan akhirat bukan?

Fitnah itu ujian dunia termasuk ujian bagi orang yang beriman. Kalau ada orang baik yang difitnah, artinya levelnya sedang dinaikkan oleh Allah. Nabi pernah difitnah, isterinya juga. Nabi bersabar bahkan mendoakan orang yang memfitnahnya. Kuncinya, kita tidak melakukan apa yang difitnahkan itu. Kalau kita ternyata berbuat salah dan diungkapkan orang lain, itu sih bukan fitnah namanya. Itu artinya aib kita sedang dibukakan oleh Allah. Orang yang menyebarkannya memang berdosa, namun bagi kita itu adalah "marahnya" Allah kepada kita di dunia. Supaya bertaubat.
 
Kita berdoa, mudah-mudahan siapapun yang mendapatkan fitnah dalam kehidupannya semakin bersabar. dan semakin daik derajatnya di sisi Allah. Yuk, saling menyebarkan kebaikan dan menghindari fitnah meski "katanya" bertujuan untuk kebaikan. Berani mencoba?



Post a Comment

4 Comments