Ticker

6/recent/ticker-posts

Tragedi Mesjidil Haram: Momen Untuk Mengevaluasi Shariah Finance di Dunia


Oleh:

M. Ridwan


Tragedi jatuhnya crane di mesjidil Haram, Jumat kemarin memberikan duka mendalam bagi seluruh kaum muslimin di dunia. Korban yang jatuh pastilah mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji di tempat suci ini.

Kita semua mendoakan semoga para korban dan keluarga yang ditinggalkan diberikan Allah kasih sayang dan kesabaran. Mereka adalah tamu Allah yang sedang berkomitmen untuk menghadap Allah dengan kesucian baik fisik maupun hati. Maka, saya yakin bahwa apapun yang terjadi kepada mereka pastilah memiliki hikmah bagi dan semakin menyempurnakan hati mereka kepada Allah.

Saya tidak membicarakan hal ini dalam kaitan takdir Allah. Seperti yang disikapi oleh hampir semua korban kecelakaan ini. Para korban tidak menyalahkan siapapun. Mereka ikhlas menerimanya dan menocba mencari hikmah dari peristiwa ini.

Saya mencoba melihat dari sebuah persepektif berbeda. Persepektif ekonomi Islam.
Tentu saja, tidak ada kaitan antara peristiwa ini dengan ekonomi Islam. Apalagi, munculnya ekonomi Islam justru menjadi angin perubahan bagi tatanan ekonomi dunia baru. Lebih berkeadilan dan mengimpelementasikan maqasid syariah , tentunya.

Tapi, kalau jujur. Saya tidak berlebihan kalau peristiwa tragedi masjidil Haram bisa menjadi evaluasi bagi kita khususnya bagi pegiat ekonomi syariah. Mengevaluasi apa?

Mari kita layangkan pandangan ke sekitar Mesjidil Haram tapi bukan ke Kabahnya. Kita akan melihat kompleks Abraj Al-Bait dimana Zam-Zam Tower terdapat. Secara fisik, bangunan ini memiliki arsitektur luar biasa. Dengan biaya lebih dari 400 juta Dollar Zamzam Tower memberikan fasilitas yang menggiurkan bagi siapa saya memiliki banyak uang untuk memiliki apartemen dan hunian mewah sekaligus tempat beribadah yang sangat kondusif. Kompeks hotel dan restoran ini dibangun oleh perusahaan keuangan Kuwait yaitu Kuwaiti Munsha’at Real Estate Co dengan sebelumnya mengeluarkan sukuk al-Infita’ sebesar 390 juta Dollar. Apa artinya?, pembangunan ini sepenuhnya didanai dari produk keuangan syariah.

Komplek ini dibangun setelah sebelumnya pihak pengembang mendapatkan izin untuk menghancurkan benteng Ajyad (Qal’ah Ajyad) yang dibangun oleh Turki Usmani tepat di lokasi Zamzam Tower ini. Keputusan ini mendapatkan respon dan protes dari berbagai dunia terutama negara Turki. Meskipun, pada akhirnya, benteng ini dihancurkan juga dan sekarang digantikan dengan Abraj Al-Bait dan super mewah. Menurut otoritas Saudi, kebijakan ini dilakukan justru karena aspirasi umat Islam dunia.

Saya melihat bahwa banyak kalangan yang mencoba mengkaitkan kemegahan gedung-gedung di sekitar Masjidil Haram sebagai bukti kebenaran hadis nabi yang menyatakan bahwa salah satu tanda kiamat adalah banyaknya gedung-gendung megah di sekitar Kab’ah. Tentu saya tidak berani mengomentari hal ini.

Ketika tragedi Mesjidil Haram ini terjadi, saya menerima komentar yang menyatakan Allah memberikan peringatan kepada muslim dunia terutama otoritas Saudi karena telah “cukup” lancang mengambil kebijakan pembangunan proyek prestisius yang dianggap lebih berpihak kepada kalangan berduit.

Saya kira pendapatnya boleh-boleh saja. Walaupun saya mendapatkan info bahwa “crane” yang ambruk di Mesjidil Haram adalah alat yang digunakan untuk melakukan renovasi Mesjidil Haram sehingga jamaah akan lebih mudah menjalankan ibadahnya. Jadi, tidak ada hubungan crane itu dengan Zamzam Tower yang dijelaskan di atas.

Begitupan, bagi para pegiat ekonomi syariah, kejadian ini bisa jadi cemeti juga untuk intropeksi terhadap produk-produk keuangan yang didesain. Idealnya, produk yang didesain tidak hanya berkutat pada pemenuhan aspek komersil semata, namun juga harus berorientasi sosial. Tentu saja hal ini cukup sulit. Memadukan unsur profit dan unsur sosial sekaligus memerlukan sebuah komitmen keislaman yang tinggi. Harus ada perubahan paradigma dari sekedar mencari   keuntungan ke arah paradigma lembaga keuangan berorientasi profit dan sosial. Semoga







Post a Comment

2 Comments

  1. good.amazzing.......luar biasa mengungkap antara kejadian di luar nalar akal pikir manusia.sangat berguna pak pendapat yg mengembangkan fakta di sekitar masjidil haram..

    ReplyDelete