Ticker

6/recent/ticker-posts

Melihat Nasionalisme Bangsa Dari Nama Mesjid di Indonesia

Oleh: M Ridwan


Nasionalisme bangsa Indonesia ternyata dapat dilihat dari nama-nama mesjid di Inodesia. Setidaknya, itulah informasi yang diberikan oleh Ustaz Jazir, Ketua BLM Mesjid Jogokarian yang terkenal itu. Menurutnya, sebagaimana diungkap dalam video yang tersebar di YouTube, bahwa mesjid di Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat terkait kemerdekaan termasuk jiwa nasionalisme bangsa.
Adalah Presiden Soekarno sebagai Presiden Pertama RI menjadi ikon bagi pembangunan mesjid-mesjid ikonik Indonesia. Ternyata, Presiden Soekarno tidak hanya terlibat dalam inisiasi mesjid, namun juga menjadi tokoh penggerak dan pencetus nama mesjid yang ada. Presiden ini sangat cinta mesjid dan memprakarsai pendiriannya dengan semangat.
Ada 4 (empat) mesjid yang akan kita lihat yaitu, mesjid Syuhada di Yogyakarta, Mesjid Istiqlal di Jakarta, Mesjid Baiturrahim di Istana Negara dan Mesjid Salman di kampus ITB Bandung.
Penulis mencoba mencari sejarah keberadaan mesjid ini dari sumber online dan faktanya memang menunjukkan bahwa penamaan mesjid-mesjid ini didasarkan oleh semangat nasionalisme yang kuat dan sepenuhnya didedikasikan untuk mendorong pencapaian kemerdekaan negeri termasuk cara mengisinya.
Yang pertama, Mesjid Syuhada di Yogyakarta.
Sesuai dengan namanya, mesjid Syuhada didirikan untuk mengenang jasa pahlawan bangsa khususnya yang gugur ketika mempertahankan Yogya dari agresi penjajah. Mesjid ini diresmikan pada tahun 1952 di Yogyakarta. Sampai saat ini, mesjid legendaris ini masih berdiri megah di Yogyakarta.
Setelah mesjid Syuhada, maka mesjid berikutnya yang dibangun di era Soekarno adalah Mesjid Istiqlal. Dibangun pada tahun 1961. Idenya dibicarakan oleh Soekarno jauh-jauh hari dengan para ulama. Yes, Soekarno sangat dekat dengan ulama.
Sesuai namanya, Istiqlal artinya kemerdekaan. Keberadaan mesjid ini seolah menjawab pertanyaan “Apa yang diperjuangkan oleh pejuang atau syuhada bangsa?. Dan, jawabannya adalah “Kemerdekaan (Istiqlal).
Tanpa perjuangan para syuhada/pejuang, maka kemerdekaan (Istiqlal) bangsa Indonesia tentu tidak aan terwujud. Mesjid Istiqlal adalah mesjid yang melambangkan kemerdekaan yang diperjuangkan para syuahada bangsa. Klop, bukan?
Lalu, setelah merdeka, apa yang harus dilakukan?.
Nah, bukan sebuah kebetulan pula jika pada tahun 1961 mesjid Baiturrahim di Istana Negara diresmikan. Sesuai namanya, Baiturrahim berarti Rumah Kasih Sayang. Jika dikaitkan dengan kemerdekaan, maka nama mesjid ini seoleh menjadi jawaban atas pertanyaan “Kemerdekaan seperti apa yang akan diwujdukan?
Maka jawabannya adalah “kemerdekaan bangsa yang dipenuhi nilai kasih sayang.” Kemerdekaan atau pembangunan tanpa kasih sayang tentu saja bukan merupakan tujuan bangsa ini, bukan?. Mesjid Baiturrahim adalah wujud bangsa yang cinta kasih.
Mesjid Baiturrahim yang berada tepat di lingkungan istana negara, adalah perlambang tujuan hakiki yang hendak diraih oleh segenap bangsa Indonesia teristimewa pemimpin bangsa negeri ini. Sekaligus menunjukkan bahwa ajaran Islam pun adalah ajaran yang sarat cinta kasih.
Lalu, jika ada pertanyaan. Bagaimana mewujudkan negeri yang penuh cinta kasih atau kemerdekaan sejati.?
Maka, jawabannya, tentulah dengan mencetak sebanyak mungkin generasi Islami yang mampu memadukan antara kekuatan zikir dan pikir, kekuatan ruhani dan intelektual.
Nah, mesjid Salman adalah ikon dari keinginan ini. Presiden Soekarno sendiri yang memberi nama mesjid ini dengan nama Salman. Ia terinspirasi dari nama sahabat Nabi Salman Al-Farisi, tokoh muda jaman Nabi yang memberi saran pembuatan parit pada perang Khandaq. Sepertinya Soekarno, sangat paham bahwa kekuatan intelektual semata tanpa dilandasi agama dan zikir, akan berakibat generasi yang dihasilkan akan jauh dari Allah. Meajid ini digunakan pertama kali pada tanggal 5 Mei 1972.
Dari cerita di atas, terlihat bahwa mesjid tidak bisa dihilangkan dari sejarah perjalanan bangsa besar ini. Penamaan mesjid yang ada menunjukkan bahwa Islam, dan negara tidak bisa dipisahkan. Menafikan peran mesjid dalam perjalanan sejarah bangsa adalah sebuah kenaifan. Mesjid dirikan karena srmangat nasiobalisme dan NKRI yang kuat. Seharusnya tidak ada yang membantah fakta ini. Namun, tentu saja, umat Islam harus memainkan peran lebih aktif dalam mengisi kemerdekaan ini.
Satu hal lain. Saya haqqul yaqin bahwa di Indonesia, bertebaran puluhan ribu mesjid dengan nama-nama yang sangat nasionalis, patriotis dan tentunya cinta tanah air.
Menarik sekali, bukan?
(Penulis adalah akademisi ekononi syariah, pegiat IT, dan pengamat sosial keagamaan. Tinggal di Sumatera Utara, Medan)


Tulisan pernah dimuat di : http://mesjidku.org/2018/10/07/melihat-nasionalisme-bangsa-dari-nama-mesjid-di-indonesia/

Post a Comment

0 Comments