Ticker

6/recent/ticker-posts

Mana Lebih Menarik, Bumi Datar atau Dunia Terbalik?

By: M. Ridwan

Sekelompok masyarakat Indonesia menggagas komunitas terbentuknya FE atau Flat Earth. Komunitas ini meyakini bahwa bumi ini tidak bulat melainkan datar atau flat. Teori bumi bulat menurut mereka penuh dengan intrik dan konspirasi. Dalam anggapan mereka, tujuan teori bumi bulat tidak lain hanya bertujuan mengiring manusia pada satu pemahaman yang salah dan politis.

Saya tidak tahu maksud mereka. Tapi, komunitas ini terlihat intelek dan sangat yakin dengan pendapat mereka. Berbagai teori tentang bumi yang bulat mereka sanggah habis. Bahkan, mereka "berani" berlaga argumen dengan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia terkait kebenaran sanggahan mereka. Hebat ya,,,Apakah mereka tidak ilmiah?. Nah itu dia, mereka mengatakan bahwa komunitas Flat Earth justru sangat ilmiah. Justru pendukung bumi bulat yang tidak ilmiah.

Uniknya, pengikut komunitas ini semakin hari semakin banyak. Mereka membuka forum sendiri di alamat fe101.freeforums.net. Ketika tulisan ini dibuat, forum ini sedang ofline. Pesannya berbunyi "In accordance with Section 25(a) of the ProBoards Terms of Service, this forum has been taken offline". Wallahu a'lam.

Tapi, saya tidak tertarik membincangkan teori Bumi Datar ini lho,,,Bukan saja karena teori mereka terlihat absurd di logika saya yang sudah bulat yakin bahwa bumi memang bulat -dengan berbagai alasan ilmiah tentunya, namun lebih dikarenakan bahwa saya lebih tertarik membahas tentang dunia terbalik, lho, alias upside down world. Apa pula itu?

Dunia Terbalik yang saya maksud bukan judul sinetron atau Film Upside Down itu. Dunia terbalik dalam versi saya adalah berubahnya pemahaman dan prilaku kita dari nilai-nilai yang dulu kita yakini dan praktikkan kebenarannya, ke arah prilaku dan pemahaman baru sebagai dampak perubahan jaman dan perkembangan teknologi. Maksudnya, perubahan yang bertendensi tidak bagus.
Misal, kalau dulu anak-anak atau remaja sangat hormat kepada orang tua, namun kini banyak mereka yang justru menjadi "musuh" orang tuanya. Kalau dulu, para pelajar akan berlari takut ketika bertemu guru, karena wibawa sang guru, namun kini banyak guru yang justru di-polisikan oleh siswa dan orang tuanya.

Dulu, para perempuan dengan malu-malu akan menutup aurat mereka dan menganggap sebuah aib besar jika ada bagian tubuhnya yang terlihat orang. Namun, agaknya kini banyak perempuan justru merasa "aib" jika anggota tubuhnya tertutup ya. Dibilang teroris lagi. Padahal biaya membuka aurat juga tidak justru menjadi murah. Tetap saja celana pendek atau bikini itu mahal harganya. Apakah penilaian saya ini salah?.

Dulu, istilah pacaran dalam arti pergaulan laki-laki dan perempuan adalah hal yang tabu dan aib. Bahkan, banyak pasangan menikah tanpa pernah mengenal pasangan mereka. Anehnya, mareka langgeng sampai tujuh turunan. Namun kini?. Para remaja, akan sangat rendah diri, jika belum memiliki pacar dan pasangan pada masa sekolah. Tak heran, jika anak SD saat ini sudah fasih mendiskusikan tema pacaran. Kalau ada pernikahan tanpa pacaran akan ditertawakan. Kok bisa sih?.
Padahal, setelah menikahpun, pasangan yang sudah pacaran tadi tidak bisa menjamin keluarganya langgeng. Lucu ya...Inilah dunia terbalik yang saya maksud.

Apakah kita yang sudah terlalu tua tidak lagi bisa mengikuti perubahan jaman? atau terlalu kolot masih mempertahankan tradisi moral tempo dulu yang kini sering dicemooh generasi kini?

I don't know lah..

Makanya, saya lebih tertarik membahas dunia yang terbalik itu. Bukan dunia datar yang digagas anak-anak muda pintar itu.

Dunia terbalik itu dipersepsikan sebagai penjungkirbalikan
atau apkirisasi nilai. Jangan dicari di kamus. Istilah ini made in dewe. Contohnya, konsep pemimpin. Pemimpin dulu itu biasanya identik dengan melayani, namun kini? Sepertinya terbalik. Pemimpin itu, ya dilayani. Buktinya, biaya penyambutan kunjungan seorang pejabat itu justru lebih mahal dari rencana bantuan yang akan dikucurkannya. Hehe, saya sudah kena penyakit main tuduh nih...

Upside Down World...
Media berperan membolak-balikkan dunia. Makanya, hati-hati lho bagi yang berprofesi sebagai awak media.

Media bisa membalikkan dunia dengan berita yang gak benar,. Misal, pengungsi dibilang sengaja cari perhatian. Korban kezaliman dibilang pelaku teror. Penjajah dibilang penyelamat. Berbuat baik dibilang pencitraan. Suka-suka saja. Namanya dunia terbalik.

Kalau dunia sudah terbalik, maka siap-siap untuk puyeng bahkan gila.
Kegilaannya bahkan melebihi efek tablet PPC yang ditengak anak-anak di sulawesi itu, atau melebihi kegilaan para remaja yang katanya keren kalau mengisap sabu dan narkoba. Entah mengapa narkoba import itu selalu saja berhasil melewati teritorial Indonesia dengan aman dan nyaman. Mungkin karena kapal yang menangkap bandar narkoba juga terbalik ya? :)

Enaknya,
Kita bisa mentertawakan apa saja dalam posisi dunia terbalik. Soalnya, orang juga tidak terlalu mau ambil pusing dengan kita. Semua sibuk dengan ke-puyengannya. Maka gak punya waktu nanyain orang lain. Siapa sih kita?,,

Maka, jangan cepat ke-geer-an kalau status Anda di like atau dikasi jempol dan love. Tapi, kalau dikasi like atau jempol yah disyukuri. Tapi, jangan jadi obsesi dan gak bisa tidur pula. Mending cari terkenal di alam langit, kata seorang ustaz.

Kata orang sih, siapa cepat terkenal maka cepat pula dilupakan. Kalau tidak percaya, unggah saja fhoto aneh di FB atau media sosial. Mau pakai senyum bebek, berfose di belakang buaya, berpakaian aneh atau membuat film lucu. Jika fhoto itu keren dan berdampak bagus, paling bertahan satu bulan. Setelah itu? netizen akan mencari fhoto dan hal-hal unik lainnya. Yang lebih fotogenik, instagrammable

Konon, para selebriti akan segera mencari sensasi baru jika publik mulai melupakan dirinya. Bergaya tanpa pakaian alias telanjang adalah pilihan yang sering dilakukan. :)

Kalau hidup di dunia terbalik, maka bersiap-siaplah terjungkal dengan kepala terlebih dahulu menghantam bumi. Apalagi kalau melawan arus. Misalnya, kepala tetap di atas dan kaki ke bawah. soalnya, kita memilikul bumi. Itu pasti berat dan membuat kita susah berjalan. Maklum, gak ada pijakan di bawahnya.

Maka, nasehat orang bijak sekarang, jangan melawan arus, ikuti saja. Jangan memikul bumi, ikuti saja putarannya. Kalau orang buka aurat, ya ikut saja. Kalau orang sibuk selfie dan pencitraan, kenapa tidak dicoba juga?. Atau, kalau orang makan uang haram kenapa tidak dicicipi juga?.

Tapi, tentu orang yang berupaya waras di tengah dunia yang terlihat terbalik selalu ada. Orang-orang itu, selalu menngingatkan kita tentang dunia yang terbalik ini. Orang seperti itu, memiliki kondisi pikiran dan hati yang genuine banget. Mereka gak bakalan ikut terbalik karena posisi kaki, kepala dan titik hatinya sudah nancap banget ke titik semesta. Mereka tidak terikut dunia. Orang seperti itu selalu kita cari keberadaannya, dikejar dan diresapi kata-katanya.

Mudah-mudahan orang seperti itu masih banyak di negeri ini ya,,,,Di antara pembaca semua.

So, this is the end of my writing.

Selamat berputar-putar di bumi jika Anda penganut teori bumi bulat.
Namun, kalau Anda penganut teori bumi datar, selamat berjalan di atas bumi, dan tentunya harus hati-hati ketika menemukan tepi dunia ya. Awas terjatuh....Semoga...





Post a Comment

0 Comments