Saya bukan desainer. Peminat fashion juga tidak, dalam arti tidak terlalu ribet dalam memilih pakaian. Kalau bersih dan masih layak pakai, saya dengan senang hati memakainya. Katanya, laki-laki begitu ya. Kendati, saya sering juga bertemu kaum pria yang sangat detail dalam memilih bahkan merancang pakaian.
Saya kira, manusia yang menjadi "desainer" awal pakaian tentulah Adam dan Hawa yaitu ketika keduanya dipaksa menanggalkan pakaian surga dan telanjang. Karena malu, mereka menutupi tubuh mereka dengan daun-daun dari surga. Tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa bahan awal pakaian buatan manusia adalah daun, benar bukan?
Saya tidak mendapatkan info terbuat dari apakah pakaian Adam sebelum akhirnya ditanggalkan oleh Allah. Alquran memang ada menyitir tentang kain sutera. Mungkin saja sutera itulah pakaian Adam dan isterinya. Kendati, tentu kualitas sutera surga sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan sutera di bumi, dengan kualitas terbaik sekalipun. Desainer pakaian surga tentulah Allah yang menciptakan surga.
Kita tahu cerita Adam dan Hawa. Keduanya, karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah Khuldi akhirnya harus rela meninggalkan surga, menanggalkan pakaian indah dan merasakan problematika bumi, termasuk problem dalam memenuhi kebutuhan primer berupa pakaian. Saya kira, tidak berlebihan pula bila saya katakan bahwa salah satu bentuk kehinaan dari Tuhan adalah "ketelanjangan" atau kemudahan untuk telanjang.
Apa maksud tulisan saya kali ini?
Simpel saja. Saya kok curiga, bahwa masa depan pakaian akan semakin suram. Apa maksudnya?
Begini. Melihat fenomena cara berpakaian manusia modern saat ini, baik laki-laki dan perempuan terutama di negeri-negeri Barat, terlihat bahwa semakin besar kecendrungan manusia untuk menanggalkan pakaian, alias menjadi telanjang. Lihat saja tayangan TV, internet, film atau media cetak yang sudah semakin biasa mengumbar aurat, baik laki-laki dan khususnya perempuan.
Lalu, mungkin saja kita akan mengatakan bahwa "Itu kan Barat, Indonesia ngak". Jawaban saya, "Indonesia bakalan seperti itu juga. Atau, sudah persis seperti itu."
Penduduk negeri ini adalah peniru ulung, apalagi dalam hal berpakaian dan bertingkah laku. Kita mudah galau sehingga lebih sering kurang pede sehingga lebih enak mencaplok bulat-bulat cara berpakaian orang Barat. Sebagian masyarakat kita bahkan terlihat "lebih Barat" dari orang Barat, lebih bebas. Agree or disagree?
Paling, bedanya, kita masih belum vulgar saja untuk bertelanjang ria di jalanan seperti yang sering dilakukan warga Amrik, Inggeris ataupun negera-negara Eropa. Meski sebagian besar masyarakatnya masih memandang tabu untuk telanjang, namun dikarenakan prinsip kebebasan, maka mereka cuek saja melihat jika ada yang memutuskan untuk telanjang. Beberapa komunitas aneh seperti Free The Nipple, atau Nude Biking, menunjukkan orang Barat memang sudah mulai terbiasa dengan telanjang. Saya kira, negeri Barat sama sekali tidak bisa menjadi contoh dalam berpakaian dan tidak berpakaian.
Makanya, saya mengambil kesimpulan bahwa masa depan pakaian memang suram. Bukan karena kita kekurangan bahan atau desain pakaian, namun dikarenakan manusia akan ramai-ramai menanggalkan pakaiannya. Dimulai dari Barat dan akan menular ke negeri-negeri lain. Gejalanya mungkin dimulai dari kebanggaan untuk menunjukkan bagian-bagian tubuh yang dianggap indah, dilanjutkan dengan tingkah laku berbau "lebay" dalam berpakaian. Dengan polesan kreasi dan iklan heboh dari industri fashion sekuler, jadilah desain pakaian aneh, minimalis (mungkin, seperti tempelan daun yang dibuat Adam dan Hawa ketika di surga, sekedar saja). Namun anehnya, kok harganya bisa sangat mahal ya. :),,selamat buat para brander dan marketing fashion...
Saya mencoba mengingat beberapa hadis nabi tentang kiamat. Pesan hadis-hadis itu sama bahwa salah satu tanda kiamat adalah ketika manusia sudah sangat vulgar dalam ketelanjangannya atau berpakaian namun telanjang. We are at the end of the world...
So, Waspadalah Indonesia, keep your family dan dekatlah dengan ajaran Tuhan.
0 Comments