Ticker

6/recent/ticker-posts

Selamat Buat Rupiah yang Anjlok, Mudah-Mudahan Kita Tidak Cari Selamat Sendiri

Oleh: M. Ridwan

Apapun ceritanya, hari ini Rupiah sudah terpuruk. Betapapun hebatnya program Nawacita Kabinet Jokowi namun hari Rabu ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) kembali mencetak rapor merah. Situs okezone.com melansir Bloomberg Dollar Index, menunjukkan bahwa pada perdagangan non-delivery forward (NDF) Rupiah melemah 192 poin atau 1,42 persen ke Rp13.800 per USD dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp13.607 per USD. Pergerakan Rupiah, memang sempat menembus level Rp13.800 per USD. Namun, pada pukul 10.00 WIB, Rupiah kembali ke level Rp13.798 per USD.

Bagi kebanyakan masyarakat awam terutama yang tidak memiliki Dollar, berita ini tentu tidak terlalu memusingkan kepala. Paling-paling nanti, pusingnya ketika harga-harga barang terutama barang impor melonjak. Masyarakat seperti kita sudah terbiasa dengan segala kejutan-kejutan politik, ekonomi atau bencana alam yang silih berganti terjadi di negeri ini. Termasuk mungkin apabila krisis ekonomi terjadi kembali nantinya. Mudah-mudahan tidak. Amin

Namun, bagi sebagian pemilik Dollar, berita ini bisa saja merupakan “berkah” apalagi bagi orang yang memiliki mentalitas spekulan. Tentu saja, mereka akan bisa mengeruk untung besar. Bagi yang membeli Dollar di kisaran harga 12 ribu beberapa bulan lalu, tentu tinggal menjualnya kembali. Semakin terpuruk Rupiah, makin semakin untunglah dia. Apalagi di pasar  valas online.

Saya pernah bertemu dengan seorang trader valas yang begitu senang dengan pergerakan mata uang, apakah itu Dolllar ataupun mata uang lainnya. Maklum, ia mendapatkan untung dari pergerakan tersebut. Jika posisi buy atau sell yang dia pasang tepat, pastilah untung besar akan terbayang di matanya. Saya geleng kepala saja melihatnya. Betapa mudahnya mencari uang dengan menjadi spekulan. Dalam beberapa menit bisa meraih puluhan juta rupiah, namun dalam sekejap juga bisa mendapatkan posisi margin call alias buntung. Mirip judikah? Tentu saja, masalah keharaman atau kehalalannya tidak menjadi perhatian lagi. :(. Syukurlah, trader itu saat ini sudah tuubat dan memilih pekerjaan yang -katanya lebih menenangkan jantung.-

Menariknya, bukan sebuah kebetulan juga, jika berita kenaikan nilai Dollar hari ini bertepatan dengan Resuffle Kabinet Jokowi  (12/8/2015).  Beberapa menteri yang saya yakin dianggap Jokowi tidak layak telah dicopotnya. Kabinet yang mengusung Nawa Cita ini seharusnya memang diisi oleh orang-orang yang memahami betul permasalahan negara ini termasuk juga cara mengatasinya. Mereka haruslah orang yang mampu sekaligus mau. Tidak bisa ditawar-tawar.

Kadang,saya berpikir juga bahwa masalah negara ini bukan karena kekurangan orang pintar. Orang cerdas di negeri ini bejibun, melimpah. Saya kira masalah masalah kita terletak pada ketulusan dan semangat gotong-royong yang harus segera dikembalikan lagi.

Saya dulu masih ingat ketika krisis ekonomi melanda Indonesia di tahun 1998. Saat itu, beramai-ramai orang menukarkan Dollar ke dalam bentuk rupiah. Walaupun mungkin, yang ditukarkan hanyalah beberapa persen saja dari tabungan atau deposito Dollar yang dimilikinya. Entahlah, rasanya tidak mungkin juga orang akan rela membuang keuntungan yang jelas di depan matanya?.

Makanya, dalam kondisi darurat seperti Indonesia saat ini –Kendati banyak pihak yang meragukan bahwa depresiasi Rupiah akan memberikan efek yang sama dengan krisis 1998 lalu- namun saya kira kita harus merubah paradigma kita melihat kondisi ekonomi negeri ini.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:

1. Menguatkan kembali semangat ketulusan dan kejujuran kita terhadap negara ini. Mulailah menghitung-hitung dharma bakti yang bisa diberikan kepada negara ini. Mumpung sebentar lagi peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kendati kita memiliki Dollar yang cukup banyak, hendaklah hanya dicairknn untuk keperluan yang benar-benar perlu saja. Bukan untuk spekulasi.

2. Untuk masalah teknis menyelamatkn Rupiah, seperti BI rate yang harus tetap dipertahankan tinggi supaya investor tidak kabur, saya kira BI sudah sangat memahami apa yang harus dilakukan. Pemerintah juga telah mengeluarkan paket kebijakan untuk meredam lajunya Dollar. Kita berikan support terhadap mereka.

3. Pemerintah harus lebih fokus kepada masalah-masalah yang lebih penting dan terarah ketimbang mengomentari mengatasi masalah-masalah kecil (remeh temeh) yang tidak terkait langsung dengan program yang telah digagas (Anda tentu tahu masalah-masalah kecil yang dimaksud bukan? :)

Nah, kalau semua sudah sangat memahami apa yang harus dilakukan, maka saya kira kuncinya memang berada di kabinet Jokowi yang baru di-resuffle hari Rabu ini . Saya berharap bahwa kabinet ini tetap mampu dipercaya masyarakat. Tentu saja, masyarakat juga harus memberikan kesempatan kepada Jokowi dan team untuk melakukan gebrakan-gebrakan yang telah diprogramkan sejak awal dilantik. Jangan dihujat, cukup diingatkan saja secara kritis. (anda mungkin tidak setuju ya?)

Akhirnya, saatnya pula, bagi yang memiliki mentalitas cari untung sendiri, supaya kiranya segera bertobat dan menyadari kesalahannya. Memang cukup menggiurkan untuk menarik keuntungan di tengah kondisi sulit ini. Namun, apakah kita tega menyaksikan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air untuk mengalami penderitaan padahal kita bisa menyelamatkan mereka?
Mudah-mudahan negeri ini diselamatkan oleh Tuhan. Amin.

Post a Comment

0 Comments