Ticker

6/recent/ticker-posts

The Islamic New Year 1438 H: Surat Untuk Anakku

By: M. Ridwan dan Fera Susanti

Wahai puteriku, surat ini kami tuliskan tepat kala fajar Muharram menyingsing. Surat yang telah kami janjikan buatmu. Dan, sebagai balasan atas suratmu kepada kami.

Kenapa surat ini ditulis saat ini? 
Tidak lain karena saat inilah momen terbaik dalam hidup kita. Pergantian tahun baru Islam adalah titik balik bagi hidup manusia, dan tentunya keluarga kita.

Nak, dulu kami pernah bertanya, Mengapa kalian memilih kami menjadi orang tuamu?. Ketika kalian terlelap, kami memandangi wajah lugumu dan bertanya di hati ini, "Mengapa kalian tidak memilih orang tua yang lain saja?. Bukankah masih banyak orang tua shaleh dan suci yang bisa menjadi pengasuhmu? Bukankah dunia masih bertabur orang-orang mulia yang bisa membimbingmu?"

Nak, mungkin itu adalah pertanyaan lucu ya. Kalian pun mungkin tidak bisa menjawabnya. Sama seperti kami yang tidak bisa menjawab mengapa dibesarkan oleh kakek dan nenekmu.

Satu-satunya jawaban tentulah kembali  kepada Allah.

Dia-lah yang telah mempercayakan kalian kepada kami. Dialah yang telah memilih kalian untuk kami. Dan, Dia pula yang telah memilihkan negeri ini, sebagai tumpah darah kita. Negeri bernama Indonesia ini. Allah pemilik rahasia. Kita hanya menduga, mungkinkah karena Ia yakin bahwa kita-lah yang mampu mem-baikkan negeri ini?

Anakku,
Namun, jika kalian melihat banyak manusia yang kecewa dan berputus asa di negeri ini, maka tersenyumlah. Doakanlah kebaikan untuk mereka. Taburi kasih sayangmu untuk mereka.
Nak, Kita sedang berada di negeri yang tepat. Medan juang yang nyata. Tempat dimana baktimu pada negeri akan dipinta. Cintamu padanya dituntut. Dan, doa tulusmu pada warga negeri ini harus disenandungkan.

Anakku, tersenyumlah.
Negeri inipun tidak mengharapkan hal lebih dan luar biasa dari kalian. Negeri ini hanya ingin kalian tidak menjadi bagian dari masalah yang dideritanya. Itu saja sudah cukup. Jika nanti kalian bisa memperbaiki carut-marutnya dan menaburi obat di atas lukanya, bersyukurlah kepada Allah. 

Nak, kalian dilahirkan sebagai seorang muslim, maka berbahagialah. 
Hidayah itu mahal. Mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang sejati, itu kekayaan tak ternilai. 

Dan, memiliki Nabi, semulia Muhammad adalah kebanggaan tak terkira. Tunjukkan saja kebanggaan itu kepada kami orang tua, itu sangat membahagiakan kami. 

Nak, banyak orang-orang mulia di bumi yang tua ini, maka berusahalah menjadi bagian mereka. Selalu saja, kalian akan temukan orang-orang shaleh di sekitar kita, maka belajarlah dari mereka. Muliakan dan bantulah mereka.

Anakku... 
Jika dirimu mungkin bersua dengan pelaku angkara, maka berlindunglah kepada Allah Yang Maha Menjaga. Doakan kebaikan buat mereka. Mereka mungkin saja sedang terlena dengan dunia dan belajar menanggung derita.

Anakku yang tercinta...
Esok adalah hari bahagia kita. Hari dimana manusia kembali kepada waktu nan baru. Tiada, ada, tiada dan ada adalah takdir kita. Apapun waktunya pastikan kita berupaya untuk menjaga misi yang mulia itu.

Namun, ketahuilah, bahwa selalu saja ada yang akan merenggutnya. Selalu ada musuh manusia yang tidak rela kita menjadi suci. Dialah Iblis yang kini mungkin tidak lagi disalahkan. Berlindunglah kepada Allah.

Anakku,
Dunia tanpa kita-pun tetap akan berjalan baik. Maka, jadikan dunia terpesona dengan keberadaanmu. Bukan engkau yang terpesona karenanya. Jadikan dunia takluk di tanganmu dan bukan engkau yang takluk di gengangamannya. Apakah susah melakukannya? Tentu saja nak. Itu adalah tugas terberat manusia. Kita hidup untuk memang melewati ujian ini. Maka, mintalah bantuan Allah, dan berdoalah kepada-Nya.

Anakku...
Berbahagialah, hari ini adalah hari awal kita di Tahun Baru 1438 H. Yakinkah dirimu bahwa hari-hari sesudahnya adalah kebahagian. Yakinkan bahwa suka dan duka sesudahnya adalah kebahagian juga. Bersyukurlah duhai anakku....

Anakku...
Selamat berbahagia merayakan tahun baru ini. Maafkan kami sebagai orang tuamu yang mungkin sering alfa mendidikmu. Maafkan kata dan perbuatan kmmi yang mungkin membuat kalian terluka dan bersedih.

With love,
Your parents



Post a Comment

0 Comments