Selepas magrib ini adalah waktu yang tepat untuk menuliskan today's activity. Hari ini, kegiatan Bintal diadakan di fakultas kami. Sebagai pemateri, Dekan FEBI, DR. Azhari Akmal Tarigan, atau sering kami panggil dengan sebutan " Bang Akmal" menyampaikan topik yang saya kira sangat mengena dengan konteks manusia kini, terutama bagi kami, sebagai anggota timnya di fakultas.
Apa topiknya?
Mengenai prinsip "The 90/ 10" yang dicetuskan oleh Steven R Covey, penulis yang terkenal dengan karya-karya monumental berkaitan dengan motivasi dan kepribadian. Tahun 1989 lalu, Covey pernah menerbitkan buku berjudul The 7 Habits of Highly Effective People. Buku ini telah terjual lebih dari 15 juta copy. Itu belum termasuk buku terjemahannya. Makanya tak heran kalau si Covey ini pernah dinobatkan sebagai "The Most 5 influential Americans."
Saya masih ingat, tahun 1998 lalu, merupakan sebuah kebanggaan jika seorang mahasiswa bisa memiliki buku ini.
Nah, hari ini, Bang Akmal mengupas prinsip-prinsip dari si Covey. The 90/10. Apa point-point dari prinsip ini?.
Ringkasnya begini,
Menurut Covey, hal-hal yang terjadi dalam hidup kita ini bisa dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu 10% adalah kejadian-kejadian yang di luar kendali kita dan 90% lagi adalah kejadian yang sepenuhnya bisa kita kendalikan.
Apa contohnya?
Katakanlah, di pagi hari, ketika kita berangkat ke kantor, ternyata kita berhadapan dengan kemacetan. Kita marah dan jengkel. Setelah kemacetan berhasil dilalui, tanpa diduga, seorang pengendara motor menyerempet mobil kita. Kemarahan kita bertambah.
Ternyata, "musibah" ini belum selesai. Sesampai di kantor, rekan kerja melaporkan bahwa si bos sangat marah karena target penjualan tidak tercapai. Kita panik, stress dan akhirnya bertambah emosi. Imbasnya, sore harinya, ketika sampai di rumah, wajah isteri di rumah yang tersenyumpun tidak lagi mampu menenangkan kegundahan hari ini. It was really a bad day.
Nah, hidup kita sebenarnya dipenuhi dengan 90% kejadian yang bisa kita kendalikan. Jadi, jangan menghabiskan energi kita pada 10% kejadian yang tidak bisa kita kendalikan. Mungkin konsepnya sama dengan pengertian takdir yang dimaksudkan dalam Islam ya..
Pemaparan Bang Akmal di Bintal pagi ini cukup berkesan. Maklum, sebagai fakultas baru di bawah payung UINSU, speed dan mobilitas pengelola terkadang sering dihadapkan pada kejadian yang 10% itu. Hehe..Anda juga sering menghadapinya bukan?
Silahkan saja terapkan konsep 90/10 ini untuk mengukur respon kita terhadap berbagai kejadian yang kita hadapi. Tujuan si Covey itu simpel. Supaya kita bisa lebih positif memandang kejadian apapun yang terjadi dalam hidup ini. Satu hal lain, si Covey menyarankan untuk bersikap proaktif ketimbang reaktif. Orang reaktif hanya menunggu masalah muncul. Ia tidak bisa memprediksikannya. Ia panik dan tentu menyalahkan keadaan dan orang lain. Ia apatis dan pesimis sekaligus sinis.
Sebaliknya seseorang yang proaktif akan bersikap positif karena ia memang telah memprediksi suatu peristiwa akan terjadi sekaligus tahu cara mengantisipasinya. Implementasikan saja hal ini di tempat kerja kita. Keren ya si Covey ini?
Dengan demikian, tentu tidak arif jika kita menyerah dengan keadaan yang pada dasarnya bisa dikendalikan. Kita bisa membuatnya tidak terjadi, lho.
Misal, dikarenakan kelalaian kita mengantisipasi banjir, lantas kemudian kita pasrah dan "memaksakan diri" memandang bahwa banjir adalah takdir dengan mengatakan bahwa itu di luar kendali kita. Itu adalah kejadian yang 10% tadi. Wah, itu namanya cari kambing hitam. Sama dengan "kepasrahan" semu yang sering digaungkan sebagian masyarakat dan pejabat kita tentang kelangkaan energi, listrik, air dan menggunungnya sampah di kali atau sungai-sungai Indonesia. Singapura kok bisa mengendalikannya? Kok mereka punya cadangan energi dan bebas dari pemadaman listrik? Hehe, bukan menyindir lho...
Akhirnya, saya jadi teringat dengan sebuah hadis Qudsiy, ketika Allah menyatakan bahwa Ia sesuai dengan perkiraan hamba-Nya kepada-Nya. So, be positif and proactive at the same time. Thanks Mr Akmal.
0 Comments